Hai visitor ! masih bicara mengenai teknik. Kali ini saya mau cerita bagaimana perjuangan masuk ke teknik. Ketika SMA saya tidak begitu menonjol dalam prestasi belajar. Namun,termasuk siswa yang dikenal rajin. Setahun menjelang UN, saya sudah mulai giat belajar. Ikut les tambahan dari sekolah, terus try out kerja sama bimbel, juga beli buku-buku persiapan UN. Belum lagi tumpukan tugas yang menggunung silih berganti setiap hari. Ditambah lagi ujian-ujian,membuat laporan praktek, dan banyak lagi. Masa tersebut benar-benar sangat menguras otak, tenaga, waktu dan biaya tentunya. Saya juga mulai memikirkan apa rencana studi saya ke depan. Saya pun mulai browsing tentang universitas-universitas yang ada di Indonesia, sistem penerimaannya, jurusan-jurusan yang lagi nge-top, biaya kuliah, prospek kerjanya, pokoknya semualah. Saya juga sempat ditawarkan ikut program PMDK saat itu di Unimed dari sekolah. Namun,karena keterlambatan melengkapi berkas,saya batal ikut. Tidak mau patah arang, saya kembali fokus ke UN. Detik,menit,jam,hari,bulan pun berlalu. UN pun tiba , yang berlangsung selama lima hari dan berjalan baik. Dalam hati,satu perkara selesai.Tetapi,masih ada ujian yang tidak kalah menentukan juga, yakni ujian PTN.
Selepas UN tersebut sambil menunggu pengumuman, saya memilih belajar sendiri di rumah membahas soal-soal ujian dan juga mencari info pendaftaran ujian PTN. Kebetulan abang saya punya banyak soal-soal ujian tahun-tahun PTN sebelumnya. Saya kerjakan satu per satu. Kalau ada sulit, saya selalu bertanya ke abang saya. Begitulah seterusnya. Akhirnya pendaftaran SNMPTN dibuka,saya bergegas mendaftar.Bersaman dengan itu juga kelulusan UN diumumkan.Hati yang berdebar kencang berganti dengan senyum lebar sesaat orang tuaku membacakan isi amplop kelulusan. Lalu saya pun kembali fokus ke ujian PTN yang tinggal beberapa hari lagi. Parahnya saya belum mendaftar on-line karena masih bingung dan ragu memilih jurusan. Padahal itu hari-hari terakhir pendaftaran. Akhirnya berkat dukungan orang tua dan saudara,saya mantapkan Kedokteran di pilihan pertama dan Teknik industri di pilihan kedua. Kartu pun tercetak dan saya mendapat lokasi di Auditorium USU .Hari yang ditunggu pun tiba.Melihat peserta yang begitu banyak sempat membuat saya down. Tapi itu segera berlalu ketika saya dapat teman disana. Ujian yang berlangsung selama dua hari pun berjalan lancar dan saya optimis lulus.
Lamanya pengumuman sempat membuat saya cemas dan gundah. Hari-hari saya lebih banyak dilakukan dengan berdoa dan berbuat baik. Tiga minggu pun berlalu,pengumuman akhirnya keluar juga.Saya mulai harap-harap cemas. Ditambah lagi status-status teman-teman facebook yang menyinggung kelulusan mereka membuat panas dingin badan. Saya pun bertekad untuk tidak melihat pengumuman lewat internet,tetapi koran.Karena itu terlalu final menurut saya. Saya pun menunggu koran besok pagi dengan tidur penuh kecemasan sepanjang malam. Matahari yang cerah membangunkan saya pertanda ada kabar baik. Saya bergegas ke loper koran terdekat. Sebuah koran "Analisa" ada di tangan sekarang. Dengan tangan gemetaran,mata terbelalak ke setiap lembar. Akhirnya,saya berteriak dalam hati : Puji Tuhan, lulus di pilihan kedua, Teknik Industri. Senang sekali rasanya walau tidak dapat Kedokterannya. Karena keduanya memang saya suka. Saya langsung mengabari mama saya yang kebetulan di luar kota dan abang-abang saya. Mereka menyambut baik dan memberikan selamat kepada saya. Terima kasih Tuhan,perjuanganku berbuah manis. -sekian-